Banjarmasin, Humas_Info - Pada Jum'at (2806), dilakukan kegiatan pendampingan manajemen risiko (MR) yang dilaksanakan di Hotel G'Sign Banjarmasin. Acara ini dihadiri oleh berbagai pihak yang terlibat dalam manajemen risiko dari Unit Pelaksana Teknis (UPT) di wilayah maupaun perwakilan dari BPKP Kalsel. Kegiatan ini menghadirkan narasumber dari Inspektorat Jenderal, M Catur Sugiharto, yang didampingi oleh Kepala Subbagian Humas, RB, dan TI, Eko Sulistiyono.
Selama kegiatan berlangsung, M Catur Sugiharto memberikan penjelasan mendetail terkait pembaruan dan penyusunan dokumen manajemen risiko. Beliau juga memberikan contoh kertas kerja penerapan manajemen risiko yang bisa diterapkan oleh masing-masing UPT.
"Materi yang disampaikan diharapkan dapat memberikan panduan yang jelas bagi para peserta dalam menyusun dan mengimplementasikan manajemen risiko di unit kerja mereka sesuai dengan peraturan yang berlaku," ucap Catur dalam sesi penjelasan.
Tidak hanya penjelasan teori, kegiatan ini juga diisi dengan sesi diskusi dan tanya jawab. Para operator manajemen risiko dari berbagai UPT diberi kesempatan untuk mengajukan pertanyaan dan berbagi pengalaman terkait penerapan manajemen risiko di masing-masing satuan kerja. Sesi ini menjadi ajang berbagi ilmu dan solusi atas berbagai kendala yang dihadapi dalam penerapan manajemen risiko.
Manajemen risiko sendiri memiliki keterkaitan yang erat dengan pembangunan Zona Integritas karena keduanya bertujuan untuk menciptakan lingkungan kerja yang transparan, akuntabel, dan bebas dari korupsi. Dalam konteks pembangunan Zona Integritas, manajemen risiko berfungsi untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan mengendalikan berbagai risiko yang dapat menghambat tercapainya tujuan integritas dan tata kelola yang baik.
Dengan penerapan manajemen risiko yang efektif, potensi ancaman terhadap integritas dapat diminimalisir, sehingga setiap unit kerja dapat menjalankan fungsinya dengan lebih efisien dan sesuai dengan prinsip-prinsip good governance. Hal ini penting untuk memastikan bahwa Zona Integritas benar-benar terwujud dalam praktik sehari-hari, bukan hanya sebatas komitmen formal.
Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan para peserta mendapatkan tambahan informasi dan pemahaman yang lebih baik tentang penyusunan manajemen risiko. Pengetahuan yang diperoleh diharapkan dapat membantu mereka dalam menerapkan manajemen risiko yang lebih efektif dan efisien, sesuai dengan peraturan dan standar yang telah ditetapkan oleh pemerintah. (foto dan teks : Humas Kanwil Kalsel, ed : Eko/Pendi)