Banjarmasin, Humas_Info - Guna mengindari pelanggaran hak kekayaan intelektual bagi pelaku usaha, Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) Kalimantan Selatan menggelar Edukasi Pencegahan Pelanggaran Hak Kekayaan Intelektual (HKI) Kepada Pelaku Usaha di Wilayah Kalimantan Selatan pada hari Selasa, 23/07/2024, bertempat di Best Western Kindai Hotel Banjarmasin.
Mengangkat tema membangun kesadaran dan kepatuhan terhadap hak kekayaan intelektual di kalangan pelaku usaha di Kalimantan Selatan, kegiata ini menghadirkan narasumber berkompeten di bidang kekayaan intelektual dan 60 orang pelaku usaha di Kota Banjarmasin, Kota Banjarbaru dan sekitarnya.
Kepala Kantor Wilayah Kemenkumham Kalsel, Taufiqurrakhman mengungkapkan pada sambutannya bahwa kegiatan edukasi ini dapat meningkatkan kesadaran dan pemahaman sehingga dapat mencegah pelanggaran dan meningkatkan inovasi serta daya saing di kalangan pelaku usaha di wilayah Kalimantan Selatan.
Materi pertama dibawakan secara virtual oleh Muh. Fandhi Fanani, S.H., M.Hum., Penyuluh Hukum Muda, dari Direktorat Pencegahan dan Penyelesaian Sengketa, Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual. Ia membahas topik "Membangun kesadaran terhadap KI bagi pelaku usaha."
"Langkah preemtif dalam penegakan hukum kekayaan intelektual sangat penting untuk mencegah pelanggaran sebelum terjadi," ujar juru bicara Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI).
"Pendekatan ini melibatkan serangkaian tindakan awal seperti perencanaan dan regulasi yang ketat, serta edukasi kepada masyarakat dan pelaku usaha. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kesadaran mereka mengenai pentingnya perlindungan hak kekayaan intelektual. Dengan langkah-langkah ini, kami berharap dapat menciptakan lingkungan yang kondusif di mana pelanggaran KI dapat diminimalisir bahkan sebelum mereka berkesempatan untuk muncul." tambahnya.
Dilanjutkan materi selanjutnya dari Kompol Dr. H. Trisna Agus Brata, S.H., M.H., Kasi Korwas PPNS Ditreskrimsus dari Polda Kalsel. Ia menyampaikan topik mengenai Edukasi Pencegahan Pelanggaran Hak Kekayaan Intelektual ke Pelaku Usaha di Wilayah Kalimantan Selatan.
"Pelanggaran HAKI seperti penggunaan merek tanpa izin, pemalsuan produk, dan pembajakan hak cipta menjadi fokus utama yang ditangani melalui investigasi, penyelidikan, dan razia produk ilegal. Langkah-langkah preventif seperti pendaftaran HAKI, penggunaan kontrak yang melindungi HAKI dalam perjanjian bisnis, serta pemantauan pasar secara aktif, juga ditekankan untuk melindungi inovasi dan kreativitas pelaku usaha di Kalimantan Selatan." ungkap Trisna.
Sesi selanjutnya adalah cerita pengalaman dari Aulia Abdi selaku Pemilik Sambal Acan Raja Banjar yang telah didaftarkan mereknya.
"Sambal Acan Raja Banjar adalah usaha kuliner khas Banjarmasin yang memproduksi sambal tradisional dengan cita rasa unik. Usaha ini menonjolkan proses pembuatan yang selektif, tradisional, dan higienis. Kunci suksesnya adalah cita rasa khas, kualitas premium, dan pelayanan terbaik serta mendaftarkan mereknya agar mendapat perlindungan hukum." papar Aulia.
Kegiatan berjalan dengan aktif, terlihat dari antusias peserta kegiatan dalam memberikan pertanyaan terkait materi yang dibahas. (Humas Kemenkumham Kalsel, teks/foto: Arie, ed: Eko)
