Banjarmasin, Humas_info - Subbidang Penyuluhan Hukum, Bantuan Hukum, dan Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum melaksanakan penguatan kompetensi individu pada jajaran JFT Penyuluh Hukum, Rabu (08/09/2021) bertempat di Ruang Rapat Kepala Kantor Wilayah. Setelah sebelumnya dilakukan kegiatan serupa dengan materi yang menitik beratkan dalam penyusunan karya tulis ilmiah, kegiatan yang diselenggarakan kali ini berfokus pada pendalaman minat (passion) seseorang terhadap bidang yang ditekuni dan pengaruhnya terhadap pekerjaan yang dijalani serta bagaimana melihat sudut pandang dari berbagai sisi untuk melihat dan memahami suatu permasalahan dan langkah yang harus diambil dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi.
Kegiatan ini dihadiri oleh Kepala Bidang Hukum, Rustam Effendi, Kepala Sub Bidang Penyuluhan Hukum, Bantuan Hukum dan Jaringan Dokumentasi Informasi Hukum, M. Yazid B, para JFT Penyuluh Hukum dan Pustakawan Kanwil Kemenkumham Kalsel dan Jabatan Fungsional Penyuluh Hukum Pemerintah Kota Banjarmasin serta narasumber yang merupakan Dosen Asisten Ahli Psikologi Fakultas Kedokteran ULM, Dr Rusdi Rusli.
Kegiatan dibuka dengan sambutan dari Kepala Sub Bidang Penyuluhan Hukum, Bantuan Hukum dan Jaringan Dokumentasi Informasi Hukum, M. Yazid B yang menyampaikan tujuan terlaksananya kegiatan. "Kegiatan ini merupakan salah satu program Badan Pembinaan Hukum Nasional untuk meningkatkan Kompetensi JFT Penyuluh Hukum," ucapnya.
Kegiatan Diisi dengan pemaparan materi oleh narasumber dengan tema Pentingnya Grit (Ketekunan Usaha dan Kompetensi Minat), sebagai salah satu faktor non kognitif yang mempengaruhi kesuksesan seseorang. Grit sendiri merupakan konsep yang dipopulerkan oleh Psikolog bernama Angela Duckworth dari University of Pennsylvania yang mendefinisikan Grit di sini adalah passion dan perseverance atau gairah dan kegigihan pada individu yang menjadi kekuatan untuk bangkit lagi terlepas kondisi apa pun dalam mencapai tujuannya.
Materi ini diambil untuk membantu para pemangku jabatan khususnya JFT Penyuluh Hukum untuk bisa mengenali dan menumbuhkan kecintaan terhadap profesi yang diembannya dengan harapan hasil kinerja JFT tersebut dapat maksimal dan sesuai dengan capaian yang dinginkan. Peserta juga diberikan studi kecil dengan menerapkan beberapa bentuk gambar yang diambil secara acak untuk kemudian dikaitkan dengan empat pertanyaan yang diberikan oleh narasumber dan dikemukakan menjadi pendapat masing-masing mengai hubungan gambar yang diambil dengan pertanyaan yang berhubungan dengan etos kerja, sehingga peserta akan meberikan argumennya sesuai dengan sudut pandangnya. Usai memahami materi yang diberikan dan praktikum kecil tersebut, kegiatan pun ditutup dengan penyerahan plakat dan foto bersama. (Humas Kanwil Kalsel, foto dan teks : Pendi, ed : Eko)